Paper Global Human Resource Management
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam pasar
global, peran Sumber Daya Manusia (SDM) sangat penting. Pengembangan kebijakan
SDM yang efektif sebagai bagian dari strategi bisnis internasional organisasi,
dan praktek budaya yang sesuai manajemen. Contoh tantangan bagi profesional HR
kontemporer. Kesalahan dapat menyebabkan biaya menjadi mahal. Komitmen
perusahaan untuk sebuah perusahaan high-return berisiko tinggi dalam lingkungan
politik tidak stabil berdasarkan penilaian yang keliru dari kolam stabil tenaga
kerja terdidik dapat membuktikan kehancuran seorang manajer HR. Sebuah gagal
ekspatriat tugas dapat membawa kerugian fatal wajah untuk perusahaan dalam
pasar tertentu, di samping hilangnya pengembalian pengeluaran keuangan yang
cukup besar, dan dampak yang menghancurkan karier manajer.
Sumber daya manusia adalah salah satu komponen yang penting dalam
pengembangan suatu Negara. Sebuah Negara akan mengalami kemajuan yang signifikan
tergantung dari tingkat pengetahuan SDM Negara tersebut. Sebut saja SDM Negara
Jepang yang mengalami kemajuan pesat, terhitung dari pengeboman Hirosima dan
Nagasaki. Kini Jepang menjadi negara maju di dunia yang patut di contoh oleh
negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Tidak hanya Jepang, tetapi juga Amerika, Jerman, dan negara-negara maju
lainnya yang mempunyai sumberdaya manusia unggul dan berkualitas. Manajemen SDM
juga salah satu unsur yang menjadikan sebuah negara menjadi maju dan mampu
bersaing dengan Negara-negara canggih.
Negara Indonesia perlu belajar manajemen SDM kepada Negara-negara maju
semacam Jepang, Amerika, dan Jerman supaya pemanfaatan SDM bisa maksimal dan mampu menjadikan Indonesia Negara yang bersaing.
B.
Rumusan Masalah
a) Apa pengertian
Manajemen Global Human Resource Management?
b) Bagaimana
perspektif Manajemen Rusia, Jepang, dan Indonesia ?
c) Apa perbedaan
manajemen Indonesia dengan Jepang dan Cina?
C.
Tujuan
a. Untuk mengetahui dan memahami Manajemen Global HRM.
b. Untuk mengetahui sekilas
Manajemen di negara Rusia, Jepang, dan Indonesia
c. Untuk mengetahui Apa yang
menjadi ciri khas dan perbedaan antara manajemen SDM Global Tengah,barat,jepang
dan indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Global Human
Resource Management
Mello.
A.Jeffrey. (2006) Global Human Resource Management atau yang disebut sumber
daya manusia global adalah penggunaan sumber daya global untuk mencapai tujuan
organisasi tanpa memandang batas geografis. Human Resource Management (HRM)
berfungsi untuk membantu perusahaan mengurangi biaya dari penciptaan nilai dan
sebagai nilai tambah dalam pelayanan terhadap konsumen atau pelanggan.
J.A.F. Stoner Ohmae (1991) yang mengatakan dengan globalisasi berarti : tak
ada luar negeri lagi. Dunia sekarang telah berubah menjadi “Desa yang besar
(big village) dan tanpa batas (bordeless)”. Setiap orang diakui menjadi warga
penduduk dunia, konsekuensinya baik sebagai individu, pemimpin atau manajer
dituntut untuk mempunyai wawasan tentang aktivitas-aktivitas yang terjadi di
dunia internasional. Baik yang menyangkut kegiatan ekonomi, sosial, politik,
budaya, perkembangan ilmu, teknologi dan informasi yang melewati batas-batas
negara.
Transformasi arus uang/modal, teknologi, tenaga ahli, barang dan jasa dalam
kegiatan ekonomi antar negara sedang dan telah terjadi secara otomatis dengan
mempergunakan jalur informasi digital bebas hambatan (the digital information
superhighway - disk).
Semua kegiatan itu hanya akan berjalan dan mencapai keberhasilan apabila
dikelola oleh tenaga ahli dan system yang bernuansa internasional. Terutama
dalam segi kebudayaanya yang sangat berbeda dalam tiap-tiap negara. Hofstede
mendefinisikan budaya sebagai pemrograman kolektif atas pikiran yang membedakan
anggota- anggota suatu kategori lainnya.
Seringkali membandingkan budaya nasional dimulai dari memperhatikan prilaku
sosial. Orang Jepang tidak menyukai jabatan tangan, tapi lebih menyukai
membungkuk ketika menghormat orang lain dan tidak membersihkan hidungnya di
muka umum. Orang Inggris meletakkan piring sup jauh darinya, menyantap kacang
polong dengan menusuknya beberapa biji sekaligus dengan sebuah garpu, dan
bermain golf pada saat hujan. Itu merupakan bagian umum dari
pembahasan manajemen global ini, namun di dalam makalah ini akan dibahas dalam
hubungannya dengan manajemen ,yang tentunya menjadi wawasan yang ,menarik bagi
kita. Manajemen internasional merupakan kinerja daripada aktivitas-aktivitas
manajemen yang melewati batas-batas nasional.
Dengan tandas Samuel C. Certo memberikan definisi manajemen inetrnasional
adalah aktivitas-aktivitas manajemen yang melintasi batas-batas wilayah
nasional . Lebih jelas lagi Weihrich dan Koontz (1993) mengemukakan, bahwa
studi manajemen internasional memfokuskan pada operasi perusahaan internasional. Di negara-negara tuan rumah (host country) dengan mempertimbangkan
masalah-masalah manajerial yang berhubungan dengan arus orang, barang, jasa,
dan uang dengan tujuan untuk bisa memanajemeni dengan baik dalam situasi
kondisi yang melibatkan hal-hal di luar batas wilayah nasional.
Ciri-ciri budaya nasional akan tetap menjadi bingkai pengaman kehidupan
bangsa, walaupun tak kan urung akan dan harus menanggung akibat dampak hubungan
manajemen atau pemerintahan internasional yang pengaruhnya akan sangat besar
dan beresiko tinggi.
Peter F. Drucker (1982) menyatakan bahwa : “Pada semua lembaga itu,
manajemen merupakan alat yang aktif dan efektif, tanpa lembaga tidak akan ada
manajemen, ekonomi maupun kerjasama. Tetapi alat itu tidak pernah ditentukan
oleh apa yang mereka kerjakan, juga bahkan oleh bagaimana mereka
mengerjakannya, alat ditentukan oleh sumbanganya. Dan manajemenlah yang
memungkinkan lembaga untuk menyumbang.
Manajemen adalah tugas, juga merupakan suatu disiplin.” Setiap karya
manajemen adalah karya seorang manajer. Yang mengelola adalah orang, bukan
kekuatan atau fakta. Pandangan, pengabdian dan integritas para manajer
menentukan apakah ada manajemen ataukah yang ada hanyalah suatu salah
urus/mismanagement. Persepsi kebenaran berfikir itu, telah diakui dan berlaku
secara universal pada semua organisasi di dunia internasional.
b. Jenis-Jenis SDM Global
1. Ekspatriat
Ekspatriat adalah seorang
karyawan yang bekerja dalam sebuah operasi, yang bukan merupakan warga yang
berasal dari Negara dimana operasi itu ditempatkan, tetapi karyawan tersebut
merupakan seorang warga yang berasal dari Negara dimana kantor pusat organisasi
setempat.
2. Warga dari Tuan Rumah
Seorang warga negara tuan rumah
adalah seorang karyawan yang bekerja untuk sebuah perusahaan dalam operasi yang
merupakan seorang warga dari negara dimana operasi itu ditempatkan, tetapi
kantor pusat perusahaan tersebut berada di negara lain. Tujuannya karena
organisasi tersebut ingin memperlihatkan dengan jelas bahwa organisasi membuat
satu komitmen dengan negara tuan rumah dan bukan hanya membuka sebuah operasi
luar negara.
3. Warga dari Negara Ketiga
Karyawan ini adalah seorang warga
dari satu negara yang bekerja di negara kedua, dan dipekerjakan oleh sebuah
organisasi yang berkantor pusat negara ketiga.
c. Aktivitas-Aktivitas MSDM
Secara khusus Manajemen SDM
merujuk pada aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh suatu organisasi untuk
memanfaatkan SDM yang secara efektif, aktifitas-aktivitas tersebut meliputi :
1. Perencanaan SDM
2. Penyusunan staf (rekrutmen, seleksi, penempatan)
3. Manajemen kinerja
4. Pelatihan dan pembangunan
5. Kompensasi (balas jasa) dan tujuan-tujuan
6. Hubungan industrial
d. Perbedaan MSDM Internasional & MSDM Domestik
1. MSDM Internasional lebih luas fungsi yang harus ditangani.
contoh : pajak, gaji dalam mata
uang asing, keluarga pekerjaan dan lain-lain.
2. Keterlibatan dalam kehidupan pribadi.
contoh :
akomodasi, budaya, sekolah, lokasi aman.
3. Sistem berbeda untuk lokasi geografis berbeda.
4. Berhubungan dengan berbagai lembaga beragam pemerintah, politik dan agama.
5. Meningkatkan resiko-resiko.
contoh :
kesehatan, keamanan.
e. Tugas Global
1. Tugas teknis.
seseorang dikirim untuk melakukan
pekerjaan khusus kemudian kembali, dimana dibutuhkan keterampilan kebudayaan
tertentu.
2. Tugas fungsional.
Seseorang dikirim untuk melakukan proyek atau
pekerjaan besar tetapi kembali setelah pekerjaan tersebut selesai, dan diperlukan
beberapa keterampilan antar kebudayaan.
3. Tugas pengembangan.
Seseorang dikirim untuk mengembangkan dan meluaskan
pemahaman mereka tentang operasi global.
4. Tugas strategis.
Seseorang dikirim untuk melakukan pekerjaan
strategis yang penting, dalam tugas ini dibutuhkan usaha-usaha lebih, serta
pemahaman dan keterampilan antar budaya.
f. Masalah-Masalah MSDM bagi Perusahaan Global
1. Hambatan-hambatan Kebudayaan :
Satu tantangan terbesar bagi SDM
Global pada umumnya adalah perbedaan kebudayaan antar Negara. Dalam isu
terminologi sosiologis dan pendidikan, hambatan-hambatan tersebut
diilustrasikan sebagai berikut :
SOSIOLOGIS
|
Pandangan
terhadap bisnis dan para manajernya
Pandangan
terhadap wewenang dan bawahan kerjasama antar organisasi-antar bisnis,
serikat pekerja dan pemerintah
Pandangan
terhadap prestasi
Struktur
kelas dan mobilitas individu
Pandangan
terhadap kekayaan dan perolehan materi
Pandangan
terhadap metode ilmiah
Pandangan
terhadap penanganan resiko
Pandangan
terhadap perubahan
|
PENDIDIKAN
|
Tingkat melek
huruf dan tingkat pendidikan dasar
Pelatihan
teknikal terspesialisasi dan pendidikan umum tahap kedua
Pendidikan
lanjut yang lebih tinggi
Program-program
pelatihan manajemen yang khusus (tidak dijalankan oleh perusahaan)
Sikap umum
terhadap pendidikan dan pelatihan
Kesesuaian
pendidikan dengan persyaratan perusahaan
Ketersediaan
pendidikan bisnis
|
Kesimpulan signifikan yang dapat ditarik adalah :
Pemikiran bahwa system organisasi dan manajerial yang dikembangkan dan
dilaksanakan di negara asal dan perusahaan induk, yang harus dipaksa untuk
diterapkan pada cabang luar negara perusahaan multinasional adalah salah.
2. Proses-proses manajemen
Dalam proses manajemen, ada
sejumlah isu dan perhatian yang dipengaruhi secara langsung oleh tipe atau
jenis-jenis hambatan kebudayaan.
Metode-metode dan alat-alat perencanaan
Horison waktu
kerja
Tingkat
dimana organisasi mekanistik
Tipe-tipe
kinerja dan standar pengendalian yang digunakan
Derajat spesialisasi
Derajat
sentralisasi dan desentralisasi
Rentang
kendali
Pengelompokan
aktivitas dan departemen
Derajat dan
penggunaan komite
Kriteria
seleksi dan promosi
Sifat dan
luasnya program-program pelatihan
Tingkat
partisipatif versus manajemen otoriter
Teknik-teknik
dan struktur komunikasi
Teknik-teknik
memotivasi karyawan
|
3. Masalah-masalah organisasional
Untuk membentuk, mempertahankan
dan mengembangkan identitas perusahaan, organisasi-organisasi multinasional
perlu mengusahakan konsistensi dalam cara-cara perusahaan mengelola SDM nya
yang meliputi dunia internasional. Akan tetapi agar efektif secara local mereka
juga perlu mengambil cara-cara untuk memenuhi persyaratan spesifik budaya dari
masyarakat yang berbeda.
Masalah-masalah yang perlu diperhatikan mengenai tenaga kerja asing adalah
:
·
Tenaga kerja
asing (immigrant labor) dapat dianggap merugikan karena mengambil pekerjaan
penduduk asli keadaan ekonomi membaik
·
Ras/perselisihan
dengan penduduk asli negara penerima
·
Ledakan jumlah
imigran dan ketidakteraturan yang ditimbulkan
g. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja Global
-
Persaingan global
- Merger, akuisisi dan aliasi - Fleksibilitas
- Rekruturisasi organisasi - Tanggapan lokal
- Kemajuan teknologi dan - Pembagian pengetahuan
telekomunikasi
h. Staffing Policy
Berkaitan dengan pemilihan karyawan untuk suatu pekerjaan (memilih individu
yang memiliki keahlian tertentu) dan sebagai alat untuk mengembangkan dan mempromosikan
budaya perusahaan.
Jenis kebijakan
‘staffing’ :
1. Ethnocentric
Approach
Posisi kunci hanya diisi/ditempati oleh mereka yang berkewarganegaraan sama
dengan perusahaan induk.
Alasannya :
·
Kurangnya
individu yang kurang kompeten dari dalam negeri terutama dari negara berkembang
·
Cara terbaik
menjaga budaya perusahaan
·
Memindahkan
transfer pengetahuan/core competencies kepada mereka di operasi/cabang luar
negeri
Kelemahan :
·
Menutup
jalan/membatasi kesempatan bagi mereka yang berkewarganegaraan setempat
·
Produktivitas
dapat menurun, turn over karyawan meningkat
·
Cultural Myopia : kegagalan perusahaan mengerti
budaya setempat, juga pada implementasi marketing dan manajemen
2. Polycentric
Approach
Mensyaratkan memilih warganegara setempat untuk menduduki posisi manager
perwakilan, sementara WN induk perusahaan duduk di perusahaan
induk/headquarters.
Alasan :
·
Perusahaan
sedikit/tidak mengalami culture myopia
·
Tidak terlalu
memakan biaya (expatriate ‘lebih mahal’)
Kelemahannya :
·
Kesempatan
terbatas untuk mendapat pengalaman diluar negaranya
·
Kesenjangan
antara karyawan dalam negeri dan expat (bahasa, loyalitas, nasionalisme,
perbedaan budaya)
·
Sulit berubah :
terbentuk kerajaan kecil dalam perusahaan
3. Regiocentric Approach
Memilih WN
regional untuk menduduki posisi baik dari negara asal maupun dari negara
sewilayah.
Alasan :
·
Lebih mudah
menyesuaikan diri dengan budaya setempat
·
Menghemat biaya
Kelemahan :
·
Belum tentu ada
kecocokan budaya
4. Geocentric
Approach
Mencari orang
terbaik untuk posisi kunci dalam perusahaan tanpa memandang kewarganegaraan.
Kelebihan :
·
Perusahaan
mampu mengoptimalkan sumber daya manusianya
·
Memupuk kader
executive internasional yang dapat bekerja diberbagai negara dengan berbagai
budaya
·
Meningkatkan
respon lokal
Kelemahannya :
·
Kompleksitas
kebijakan pekerja asing
·
Mahal :
training, relokasi, kompensasi
i. Seleksi Expat
Kesuksesan seleksi expat menurut Mendenhall dan Oddou :
1. Self Orientation : self esteem, self confidence, mental well being
Seseorang yang memiliki mental ini akan mampu menyesuaikan diri dengan
makanan setempat, olahraga, musik dan hobi
2. Other orientation : kemampuan membangun hubungan dan berkomunikasi dengan
teman kerja dan masyarakat di negara dimana dia ditempatkan
3. Perceptual ability : mampu mengerti perilaku warga negara lain / memiliki
empati
4. Cultural toughness / ketahanan budaya : hubungan antara negara asal dan
kemampuan beradaptasi manajer atau suatu penempatan (mampu di suatu negara
bukan berarti mampu di negara lain)
Training untuk penempatan diluar
Negara :
·
Cultural
training : sejarah, politik, ekonomi, agama, situasi sosial dan bisnis
·
Language
training : minimum pengetahuan dasar bahasa setempat
·
Practical
training : penyesuaian dalam kehidupan sehari-hari : sekolah, lokasi aman,
kesehatan
·
Repatriasi
expat.
j. Manajemen SDM Global Negara Rusia, Jerman, Jepang dan Indonesia
1) Rusia
Rusia yang merupakan negara
yang dulunya bernama Uni soviet ini mempunyai ciri-ciri budaya khas. Mereka
seringkali tidak mewakili diri mereka sendiri, melainkan mewakili pemerintah
dalam beberapa hal. Kontrak bagi mereka tidak begitu mengikat, mereka memandang
sesuatu sebagai hal yang mengikat hanya bila kelanjutannya saling menguntungkan,
mereka bukan orang yang mudah melakukan perjanjian. Negara yang terbentuk dari
sejarah Uni Soviet, yang kini tinggal nama, masih mengusung pentingnya otoritas
dalam suatu manajemen.
Hingga kini, hierarki dalam
perusahaan masih merupakan faktor penting, terutama dalam pengambilan
keputusan. Meskipun dipandang tidak relevan lagi dengan iklim demokrasi saat
ini, gaya manajemen ini relatif masih diperlukan, terutama pada perusahaan atau
organisasi yang memiliki sistem yang baku dan ketat, seperti departemen atau
organisasi pemerintah.
2) Jerman
Karakteristik budaya Jerman
adalah sikap monokronik terhadap penggunaan waktu, misalnya hasrat
menyelesaikan serangkaian tindakan sebelum memulai tindakan lain. Hierarki
bersifat pemerintah, yang seringkali mengakibatkan rasa hormat yang berlebihan
kepada seorang atasan langsung dan CEO (Chieff Executive Officer). Mereka seringkali membuat catatan dan kembali dengan persiapan yang matang
pada hari berikutnya dan mereka biasanya patuh pada apa yang telah mereka setujui
dengan lisan.
Jerman merupakan negara yang
memiliki tingkat kompensasi yang tinggi dan pemberian jaminan sosial yang
relatif baik. Pengambilan keputusan ada di tangan top management atau para
kepala perusahaan, namun, pekerja tidak merasa terlalu dianaktirikan karena
pengangkatan manajer atau kepala perusahaan haruslah disetujui oleh dua pertiga
shareholder dan sepertiga sisanya ditentukan oleh pekerja.
3) Jepang
Dalam manajemen Jepang,
lebih berbeda lagi, mereka memiliki semangat bushido ( harga diri) serta
Samurai ( semangat yang berani mengambil resiko). Mereka bersedia pula bersedia
mengkaji informasi yang sama beberapa kali untuk menghindari kesalahpahaman dan
memperoleh kejelasan , meskipun ambiguitas gaya bicara mereka acapkali menyebabkan
orang barat tidak mendapatkan kejelasan maksud mereka. Bahkan pemerintah
sendiri menciptakan iklim usaha inovatif yang dilindungi negara , diantara
pilar pelindungnya adalah:
·
Budaya
organisasi memfasilitasi kreatifitas dan inovasi
·
Manajer yang
berperan sebagai pemimpin yang memberikan contoh aktivitas aktivitas kreatif
·
Seluruh
karyawan harus mendapatkan pelatihan berpikir kreatif dan pelatihan memahami
proses inovasi di organisasi.
Jepang menggunakan sistem
gemba kaizen untuk pengembangan SDMnya. Gemba diartikan sebagai tempat yang
sebenarnya, tempat di mana kejadian terjadi atau tempat di mana produk, jasa
pelayanan dibuat. Karena itu gemba terdapat di mana-mana. Kaizen (Ky’zen),
diartikan sebagai penyempurnaan, perbaikan berkesinambungan melibatkan semua
orang, baik manajer (pimpinan) dan karyawan dengan biaya yang tidak seberapa.
Falsafah kaizen berpandangan
bahwa cara hidup kita, apakah kehidupan kerja, kehidupan sosial, kehidupan
rumah tangga, hendaknya berfokus pada upaya perbaikan terus menerus, kecil
bertahap, berguna (berlawanan dengan inovasi yang drastis, yang sekali gebrak
dan berbiaya tinggi). Kaizen adalah integrasi dari Total Quality Control (TQC),
cacat nihil (Zero Damaged = ZD), tepat waktu (Just in Time = JIT) dan sistem
saran (SS). Dengan demikian kaizen adalah TQC + ZD + JIT + SS.
4) Indonesia
Indonesia merupakan Negara Kepulauan, negara yang juga memilki jumlah
penduduk lebih kurang 200juta, dengan tingkat pertumbuhan penduduk tiap
tahunnya lebih kurang 1,2% pertahun. Mungkin saat ini kualitas sumber daya
manusia indonesia sedikit berbeda jika kita lihat dengan kulaitas sumber daya
manusia negara-negara yang masih satu kawasan atau Se-Asia seperti Cina dan
Jepang. Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang tidak
jauh bedanya dengan Cina , juga mampu memiliki kualitas sumber daya manusia
yang unggul, kompetitif, dan kreatif.
Negara Cina memiliki kualitas sumber daya manusia yang baik. Semua
penduduknya memilkiki kesibukkan masing-masing. Waktu yang ada dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya. Contohnya saja; Penjaga toko, di saat dia tidak melayani
pembeli, maka ia akan mencari kesibukkan atau mengerjakan sesuatu yang
bermanfaat bagi dirinya, seperti melakukan aktifitas membaca. Ada lagi yang
sering kita lihat ataupun kita dengar kebiasaan penduduk cina, saat menunggu
transportasi atau sedang berada di dalam kereta, mereka pun mengisi kesenjangan
waktunya dengan membaca, membuat anyaman, origami (seni melipat kertas) dan
lain kegiatan lainnya yang memiliki manfaat bagi mereka. Setiap waktu luang
yang mereka milikipenduduknya mengisi dengan berbagai kegiatan.
Negara Indonesia juga bisa mencontoh sedikit banyak dari rutinitas yang
biasa dilakukan oleh penduduk Cina. Penduduk Indonesia bisa mengisi kesenjangan
waktunya dengan melakukan kegiatan apapun yang memiliki manfaat. Mungkin butuh
waktu yang lama untuk dapat melaksanakan kgiatan seperti penduduk di Cina.
Jangan salah Negara Indonesia juga banyak memiliki kulitas-kualitas
sumberdaya manusia yang cerdas, pintar, kreatif an intelektual. Buktinya saja,
banyak generasi-generasi kita dapat mengahrumkan Bangsa Indonesia ini di manca
Negara dengan berbagai prestasi yang membanggakan. Namun sayangnya,
kebanyakan penduduk Indonesia yang berprestasi tinggal di luar negeri atau
diadopsioleh negara lain dan mengabdi dan bekerjauntuk negara tersebut. Ini
menunjukkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap penduduk-penduduk Indonesia
yang memiliki potensi dan prestasi yang baik. Mungkin tidak semua penduduk
Indonesia yang mempunyai potensi mengalami hal ini, ada penduduk yang
berprestasi mendapatkan perhatian ataupun fasilitas dari pemerintah.Bila saja
pemerintah dapat serius dalam menangani SDM Indonesia yang berprestasi dengan
memberikan fasilitas ataupun tunjangan pada mereka,yang nantinya bisa
memberikan manfaat untuk kemajuan negara Indonesia.
.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen sumberdaya manusia pada
suatu negara sangat penting guna perkembangan Negara tertentu sekaligus salah
satu tameng dari tergusurnya perekonomian Negara dengan berlakunya Globalisasi
yang sudah berjalan.
Manajemen Indonesia yang banyak
mengadopsi manajemen barat (Amerika dan Eropa Barat) dan timur (Jepang dan
Cina),dan timur tengah tampaknya tidak
luput dari pengaruh faktor budaya tradisional yang ada di tengah-tengah
masyarakat. Apalagi belum ditemukannya secara pas bentuk manajemen Indonesia,
menjadikan manajemen yang dijalankan selama ini mencampurkan berbagai macam
bentuk atau gaya yang ada, serta ditambah dengan faktor budaya di mana
organisasi tersebut berada.
DAFTAR PUSTAKA
Dessler Gary.2009.manajemen sumber daya manusia jilid 2.Jakarta : PT Indeks.
Dessler Garry.1998.manajemen sumber daya manusia jilid 1.jakarta
Mello. A.Jeffrey. 2006 . Strategic Management of Human Resources. Sout Western: Cengage
Learning
Schuller.S,Susan E.1997.MANAJEMEN
SUMBER DAYA MANUSIA Menghadapi Abad Ke-21.jakarta:Erlangga
Budiman Christiananta, 1994, Pengaruh
Sistem Nilai Budaya Terhadap Manajemen di Indonesia, Makalah.
Marbun, B.N., dan Bambang K.S.,
Penyunting, 1985, Praktek dan
Pengalaman
Manajemen Indonesia, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Komentar
Posting Komentar