Elegi Pagi
Sebut saja tadi malam adalah sebaris percakapan tanpa dekapan
Yang biasa ada sebagai pengganti lengan yang saling mengait-baitkan
Aku berharap pagi nanti tiba tanpa luka, tanpa embun yang terlukai oleh pinggiran daun & mimpi-mimpi buruk terkulai terbengkalai.
Mungkin ditempatmu air begitu dingin, menggamit beku dalam basuhan wajahmu usai terbangun.
Puteri malu sembunyi, menatup diri perlahan.
Aku selalu menyapa pagimu dengan biasa,
Maka biarkan aku menyepi pagiku dengan bias.
Dengan isyarat menggetir-getir segala beku yang pernah memeluk didadaku.
Puisi ini untukmu, dinda......
Bisa kau baca seusai kau buka mata & buka sesuatu untuk sewaktu-waktu kau langsung dengan segera mengingat pagi lebih dulu...
Lalu aku!!!
Solo, 29 03 15
Yang biasa ada sebagai pengganti lengan yang saling mengait-baitkan
Aku berharap pagi nanti tiba tanpa luka, tanpa embun yang terlukai oleh pinggiran daun & mimpi-mimpi buruk terkulai terbengkalai.
Mungkin ditempatmu air begitu dingin, menggamit beku dalam basuhan wajahmu usai terbangun.
Puteri malu sembunyi, menatup diri perlahan.
Aku selalu menyapa pagimu dengan biasa,
Maka biarkan aku menyepi pagiku dengan bias.
Dengan isyarat menggetir-getir segala beku yang pernah memeluk didadaku.
Puisi ini untukmu, dinda......
Bisa kau baca seusai kau buka mata & buka sesuatu untuk sewaktu-waktu kau langsung dengan segera mengingat pagi lebih dulu...
Lalu aku!!!
Solo, 29 03 15
Komentar
Posting Komentar