Kesempatan Kedua

Malam ini mataku masih kuat untuk terjaga
Mungkin sampai nanti terbit sang fajar
Sambil berangan-angan semoga besok, senja akan tetap memerah, serona warna merah jambu pipi kekasihku.. dulu.


Tak ada yg kukerjakan,
Ditemani secangkir kopi, beberapa batang rokok dan sebuah gitar kesayangan,
Aku sibuk menulis sajak-sajak di kertas-kertas lusuh, berharap mendapat sesuatu entah itu ide untuk dibuat lagu atau hanya sekedar sajak untuk melepas rindu.
Sayangnya, tak ada nada-nada dan kata-kata yg tepat untuk menggambarkan suasana hatiku saat ini.



Sengaja malam ini aku tidur terlambat,
Aku tak mau terlalu cepat memimpikanmu di malam ini,,
Kemudian terbersit keinginan, untuk berharap bisa mendengar nama siapa yg engkau sebut dalam setiapmu mengigau.


Tak terasa waktu semakin cepat berlalu,
Semoga mimpi-mimpi ini tiada punya batas..
Semoga rindu-rindu ini pun tak hanya getas..
Ada hal yang aku suka ketika sendiri, dalam sunyi yg hanya berteman sepi..
Sebab aku telah terbiasa bahagia meskipun saat sendiri,
Maka itu aku ingin mencintaimu sekali lagi.


Pikiran-pikiran yg diam-diam mengendap-endap,,
Lagi-lagi menggugah kenanganku,
Dia membuatku tenggelam dalam pikiran setengah sadar yg membuatku kembali terjaga.
Pemikiranmu -- adalah bentangan semesta yang tak pernah habis kupelajari.
Tak pernah habis kuselami..


Pernahkah engkau berpikir dan kembali mengingat-ingat,
Bahwasanya hidup ini adalah sebuah keseimbangan?


Aku mencintaimu karena sebuah ketidaktahuanku,
Ketidaktahuanku akan rasa sakit, ketidaktahuan akan bagaimana kebahagiaan yang sebenarnya.
Aku mencintaimu -- dan engkau juga harus mencintaiku.
Akupun mencintaimu -- yang mencintaiku.
Karena seperti itu Tuhanku mengajarkan sebuah keseimbangan dalam kehidupan di semesta ini.
Jadi, berilah kepastian, cinta; selain janji kehilangan, dan selain janji tentang kesepian.
Meski kita manusia, tak seharusnya aku atau engkau siasia.


Sekarang,
Kenapa aku berpikir untuk meragukan senja?
Padahal, jika senja bukan jembatan kesedihan,
Mungkin sekarang,
Kita tak pernah berdiri,
Di seberang ingatan..


Engkau dan Aku,,
Kelak, jika kita bersama untuk dapat melihat senja lagi di sebuah beranda..
Mari kita berbicara sebentar, tentang masa depan, akan engkau simpan di mana kenangan, saat sudah saling meninggalkan?
Atau kita hanyalah burung-burung bodoh yang selalu terlambat kembali pulang sebelum petang?


Mungkin, atau kepastian yg tak menentu..
Engkau pernah menjadi alasan aku terjaga lebih pagi dari embun,
dan terlelap lebih sore dari bintang..
Meski bukan dan tidak untuk saat ini..
Namun sayangnya, kemarin aku memberimu nyala api di sebatang lilin ketika engkau masih punya ribuan juta cahaya bintang di langit sana..
di langit-langit ingatanmu akan masalalu..


Tapi, satu hal lagi yg harus kamu tahu dan belum sempat aku sampaikan selama ini,
Aku punya mulut, yang memelukmu dengan kata-kata lembut.
Sebab, pada akhirnya tiada yg lebih menghangatkan selain kata.
Bukankah ini sesuatu yg tak terlalu berlebih?
Bukankah malam-malammu menjadi semakin dingin ketika engkau melupakanku?


Cintailah aku -- seorang lelaki yg begitu mencintai ibunya!
Kenapa?
Akupun tak mengerti untuk apa lagi "alasan"
Sekarang,engkaulah yg harus mencari jawaban untuk semua pertanyaan yg kau tuju padaku.


Aku merindukan sepasang mata yg berkaca-kaca, oleh kebahagian, oleh keriangan.
Di sanalah tempat awal mula aku bercermin, tentang siapa aku jika tanpamu.
Tempat awal mula sebuah cinta tumbuh.
Di matamu..
Karena matamu -- adalah ribuan buku yg tak pernah selesai aku baca.
Tak pernah usai aku terjemahkan,
Tentang kesedihan atau kebahagiaan yg masih tersembunyi, masih misteri.
Sama halnya seperti apa yang akan terjadi di pagi nanti, pagi ini.


Mulailah dari sekarang, mulailah untuk melupakan..
Aku -- Lelaki yg terhapus dari ingatanmu.
Ketika semesta memulai sesuatu yang baru.
Ketika semestanya membasuh kesedihanmu, karena aku.


Aku ingin pagi nanti hujan gerimis datang, dan akan kuhadiahkan engkau payung saat awal musim hujan itu tiba.
Sambil berharap melihat pelangi, atau hanya sekedar melihat bunga matahari mekar di taman tempat biasa kita melepas rindu..dulu.


Aku, masih berterimakasih untuk sebuah kesedihan,,
Dan tak jarang, aku menertawakan kesedihan dan kesendirian ini..
Karena kita hanya sepasang tangan yang saling menggenggam,
Sepasang tangan yg kelak akan mengajarkan kita tentang ketabahan,
dengan lambaian, atau juga dengan usapan.
Tanpa airmata, tanpa sebuah luka..


Malam ini tak ada yg bisa kusombongkan,
Selain sajak-sajakku yang tak pernah abadi, dalam ingatanmu.


Aku ingin senjaku kembali memerah,
Setelah pagimu nanti diderai hujan-hujan tawa,
Engkau masih aku simpan baik-baik dalam ruang ingatanku..
Saat kita tak saling mengerti apa-apa,,
Saat kita tak lagi menjadi siapa-siapa,,


Jangan bosan-bosan berada di dalam pikiranku..
Aku akan terus merindukanmu..

Selamat malam, Cinta...
Kuakhiri kalimat-kalimatku ini dengan sebuah do'a,
untuk kesehatanmu, kebaikanmu dan bahagiamu..
Amin.. :')

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Miui CAF GX 12.5.3.0 Redmi Note 5 / Pro

Collection of kernel miui Nougat for kenzo

Miui-CAF Ultra 12.0.5.0 Redmi Note 5/ Pro