Mari perbaiki diri sendiri dulu

Ini kisah nyata. Maka, hal pertama yang harus kita lakukan adalah 'percaya' bahwa, apa yang saya tulis ini adalah sebuah kisah nyata.

Malam tadi, sepulang kerja saya kebetulan mampir di salah satu Masjid  di kota Boyolali guna menunaikan sholat maghrib, di situ saya berjumpa dengan seorang kawan lama. Saya biasa memanggil beliau dengan sebutan "akang". Lama tak jumpa, ternyata sudah banyak sekali perubahan yang melekat pada dirinya. Perubahan yang sangat-sangat luar biasa bagi saya. Mungkin jika di tulis dalam satuan derajat, boleh jadi perubahan si akang mencapai angka 180 derajat...

Logikanya begini. Kami pernah berkecimpung dalam dunia yang sama. Apabila amalan-amalan seperti: bermain perempuan, mabuk-mabukan, pasang anting di telinga, mengenyampingkan ibadah dan lain sebagainya dapat dikategorikan sebagai tindakan "nakal", maka sungguh, itu artinya, saya tahu nakalnya dia, dan dia juga tahu nakalnya saya seperti apa. (Tapi saya tidak termasuk dari beberapa hal di atas lho yaa) hehehe

Akan tetapi, yang saya lihat malam tadi sangatlah berbeda. Secara fisik, beliau tak lagi berpenampilan "nakal", melainkan berpenampilan "alim" bak seorang Syaikh dengan kopiah putih, gamis putih panjang, lengkap dengan syal yang menghias leher. Saya sepakat bahwa, fisik memang bukan jaminan. Tapi, menurut penuturan seorang kawan, beberapa bulan belakangan ini beliau memang sedang aktif dalam kegiatan-kegiatan dakwah di salah satu pondok pesantren milik seorang Buya di daerah sawit boyolali. Subhanallah!

Kami pun melepas rindu dengan mengajukan berbagai pertanyaan basa-basi seperti,

"Apa kabar?", "Sedang sibuk apa?", dan lain sebagainya.

Nah, di tengah basa-basi, saya pun akhirnya memberanikan diri untuk bertanya padanya,

"Kok Akang bisa jadi seperti ini? Bagaimana ceritanya?".

Dengan raut wajah yang sama sekali tidak menunjukan ekspresi tersinggung, beliau pun menjawab,

"Berawal dari khutbah shalat Jumat suatu hari di masjid ini. Saya perhatiin, yang ceramah kok asik banget. Beda deh pokoknya. Terus pas udah kelar shalat, saya ke parkiran buat ambil motor. Niatnya mau langsung pulang. Nah pas lagi mundurin motor, ternyata motor saya 'crash' sama mobil. Gak sampai nabrak sih. Nah, sempet diem-dieman tuh sama si empunya mobil soal siapa yang mau ngalah duluan. Waktu itu, posisi saya yang salah. Saya kira yang punya mobil bakalan marah ke saya. Eh, bener aja, ga lama kemudian, kaca mobil itu kebuka. Ternyata penumpangnya itu orang yang khotbah tadi! Tapi, dia ga marah. Malah senyum ke saya. Senyumnya juga beda. Sejuk. Akhirnya, saya majuin motor saya, terus si khotib lanjut jalan. Nah, mulai dari situ, saya ikutin tuh kegiatan-kegiatan si khotib sampai sekarang (Red: masuk ke dalam jamaahnya)."

Subhanallah. Saya cuma geleng kepala sambil senyum-senyum mendengar kisahnya. Sungguh, saya kagum sekagum-kagumnya sama cerita si akang tadi. Indah betul ilmu yang abang sampaikan.

***

Saya pun mulai merenung lagi,

"Semudah itukah 'mengajak' orang menuju kebaikan?"

Jawabannya adalah,

"Dengan akhlak mulia, ternyata semua menjadi mudah. Berarti, kunci 'mengajak' orang untuk melakukan sesuatu adalah: perbaikan diri sendiri. Saya pikir, Rosulullah pada saat mendakwahkan islam pun seperti itu. Yakni dengan akhlak teladan, sehingga banyak kawan maupun lawan yang bersimpati pada beliau dan menjadi pengikut beliau pada akhirnya. Siapa sih orang yang gak tertarik dengan orang lain yang kelakuannya baik?

Duh, betapa sering saya mengajak orang lain untuk melakukan sesuatu yang saya anggap baik dengan cara yang salah. Hasilnya? Ternyata orang lain tersebut tidak sampai mengikuti apa yang saya serukan. Mereka justru menjauh, bahkan membenci apa yang menjadi ajakan saya. Mengapa? Karena cara mengajaknya tidak tepat. Lah, kalau begitu, niat untuk 'mengantarkan' orang menuju hidayah, tidak terwujud dong? Parahnya, bukan mengantarkan orang lain kepada hidayah, justru menutup pintu hidayah itu sendiri bagi orang lain. Heuheuheu

***

Duhai Paijo yang cakep kata ibunya sendiri..
Mari. Segeralah benahi dirimu sendiri dulu..

Oh ya, satu lagi..
Bagi saya, pembenahan diri yang visioner bukanlah untuk sekadar mendapat istri yang baik..
Walaupun itu salah satunya..

Heu.. heuuuu..
*Ketawa ala mamah dedeh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Miui CAF GX 12.5.3.0 Redmi Note 5 / Pro

Collection of kernel miui Nougat for kenzo

Miui-CAF Ultra 12.0.5.0 Redmi Note 5/ Pro