Hingga akhir musim

Hampir tiga emgat musim telah berlalu sayang, tidakkah itu terbilang lama...
Aku yg harus terjatuh tertatih mengejarmu, memperhatikanmu saat tidak ada orang yg melihatmu, mengawasimu dari kejauhan & sesekali menyapa hanya untuk menanyakan apakah kamu baik-baik saja...
Ingatkah tentang pebruari, ketika kita bersua, setelah setengah musim kita menjauh melangkah...

Dari kejauhan aku pernah melihat, ada musim lain di hidupmu, seketika sehelai putik jatuh, aku tersungkur, langitku gelap, rinduku terdampar, dikesunyian gerimis tamaram,.
Kemudian dari jauh aku meliat matamu hanya memar air mata seperti januari pertama...
Biarpun aku merasa tersakiti,
Aku menghampirimu, sembari menawarkan segenggam rasa untuk kita..

Ingatkahkah tentang agustus??

Mungkin kamu tanya mengapa!!
Dan aku akan menjawab dg pelan,
Sebab aku mencintaimu..
Bila tamaram bulan tak cukup terang, biar kutambah dengan lembar-lembar puisi yg kubakar...

Tersenyumlah kekasih, aku senang menatap cekung rembulan, yg dikecup kupu-kupu dilesung pipimu...
Dan aku bersdia menunggumu sampai beberapa musim kedepan untuk mempersuntingmu...