The Restless
Solo, 6 juni 2013
Van..
Met
pagi, siang atau malam.
Aku
ga tau vann. Kapan coretan ini akan kau baca atau takkan pernah kau baca?
Van..
kuberikan
secangkir pagi buatmu, bersama aroma semilir angin yang mendesir. Cepat kau
habiskan van,
Karena
jika pagi ini tak lagi hangat, kau akan enggan menemuinya.
Aku
masih ingat van, kau selalu suka yang hangat-hangat.
Karena
kau bilang, hatimu selalu hangat, sehangat pagi, sehangat mentari, sehangat
cinta yang ku berikan untukmu.
Van..
Kusemaikan
bibit siang buatmu.
Karen
ku tau, kau selalu suka melihat bunga-bunga yang mulai kembang. Daun-daun yang
memucuk. Dan ranting yang memanjang. Kau selalu bilang, awal tumbuh adalah hal
yang membahagiakan karena di sana kau melihat pengharapan.
Pengharapan
akan kebahagiaan.
Seperti
kau melihat harapan kebahagiaan mengayuh biduk dalam perahuku.
Van..
Kupersembahkan
senja yang merona jingga keemasan diufuk barat sana.
Kau
selalu bilang, tak pernah bosan menatap warna keemasan itu.
Tampak
megah. Tampak mewah namun serasa menyimpan misteri.
Misteri
yang tak pernah bisa kau singkap.
Misteri
yang tak pernah ada jawab.
Sama
halnya dengan misterimu buatku.
Tak
pernah ada jawab. Mengapa kau mau berbagi hidup denganku.
Kemudian
memberi duka untukku.
Kau
pun penuh misteri Van.
Van..
Sejak
kau memutuskan tidak bermalam lagi di hatiku.
Bintangku
redup. Rembulanku pun temaram.
Hitam
dan gelap seperti bayangan.
Atau
aku menjadi bayanganmu?
Yang
selalu mengikuti tapi tak pernah bisa menyentuhmu.Yang selalu mengikuti namun
aku akan menghilang ketika surya tepat di kepalamu datang.
Van..
Dulu
kita begitu dekat, sangat dekat, bahkan terlalu dekat.
Kau
berbagi cerita kepadaku. Kau berbagi mimpimu untukku.
Dan
kau pun berbagi masa lalumu buatku.
Tapi
Van, kini kau pun berbagi semburat luka padaku.
Luka
Van, perih rasanya karena luka itu darimu.
Van..
Rindukah
kau padaku. Rindukah kau pada nyanyian cinta kita.
Rindukah
kau pada lukisan kisah kasih kita.
Yang
sampai saat ini masih terbingkai indah dalam ruang rinduku.
Aku
masih menatapnya, masih memandangnya dengan mata hati yang luka dan berdarah.
Van..
Satu
pertanyaanku menutup cakrawala waktumu.
Masih
adakah setitik cinta buatku Van?
Hanya
setitik dan jika itu tidak ada lagi.
Biarkanlah,
aku membawa pagimu, siangmu, dan malammu dalam genggaman kenangan yang
menyakitkan.
Van..
Maafkan
aku. .
Komentar
Posting Komentar